Beberapa waktu lalu ada pameo yang mengatakan bahwa prosesor keluaran
Intel merupakan prosesor yang cukup sulit untuk diajak ber-overclock.
Itu karena sudah di-lock multiplier-nya. Dulu memang sempat muncul
Celeron 300A yang memiliki tingkat overclock yang sangat baik, namun
berikutnya, overclock prosesor Intel sudah tidak se-semarak pesaingnya,
AMD.
Didorong oleh kemajuan teknologi, dengan sedikit kejelian
terhadap pemilihan motherboard, overclocking prosesor Intel bukanlah
suatu kendala besar. Pada artikel ini kita akan membahas salah satu
contoh melakukan overclock pada prosesor Intel Pentium-4 berbasis soket
478.
Perangkat Yang Digunakan
Basic dari langkah overclocking
dimulai dari pemilihan prosesor. Di sini kita mencoba menaikkan bus FSB
prosesor Intel Northwood 2,4C (FSB 800MHz) dari kecepatan 2400MHz ke
angka 3060MHz bahkan lebih. Alasan digunakannya prosesor 2,4C GHz adalah
tingkat kemungkinan overclock-nya yang lebih tinggi. Apa pasal?
Seperti
diketahui, core prosesor dibuat dalam satu tempat yang juga disebut
sebagai "wafer". Dari sebuah wafer tersebut dapat dibuat ratusan
prosesor. Prosesor Intel ber-FSB 800MHz mulai dari 2,4C, 2,8C, dan 3GHz
dibuat dalam satu wafer. Kenapa kecepatannya bisa berbeda?
Core
prosesor yang tercetak di bagian tengah wafer tersebut memiliki kualitas
yang lebih baik. Saat diuji, prosesor tersebut dapat bekerja dengan
baik di kecepatan 3GHz atau terkadang lebih. Semakin ke pinggir,
kualitas core yang tercetak tersebut semakin menurun. Dalam pengujian,
prosesor yang tidak stabil bekerja di 3GHz akan diuji pada kecepatan
2,8GHz. Kalau dia masih kurang stabil bekerja pada kecepatan tersebut,
maka akan diuji pula pada kecepatan 2,4GHz. Umumnya pada kecepatan ini,
prosesor dapat bekerja dengan baik.
Sebenarnya, prosesor 2,4GHz
ini dapat pula bekerja dengan baik pada kecepatan di atasnya. Namun,
berhubung pada model tersebut Intel hanya merilis prosesor dengan
kecepatan 3GHz, 2,8GHz, dan 2,4GHz, agar tingkat kestabilannya dapat
dipastikan, maka ditetapkanlah kecepatannya pada 2,4GHz.
Hal
berikutnya yang juga esensial saat melakukan overclock adalah
motherboard. Sebagai contoh, di sini kita mencoba melakukannya dengan
menggunakan Abit IC7. Penulis menggunakan produk tersebut karena
tersedianya fitur AGP/PCI Lock dan Asyncronous Divider antara FSB
prosesor dan memori. Fitur-fitur ini merupakan kunci utama overclocking
yang akan kita lakukan dan sebagai "penembus batas" lock multiplier yang
ada pada processor Intel. Spesifikasi lengkap hardware yang kali ini
digunakan untuk melakukan overclock adalah sebagai berikut:
• Prosesor Intel Pentium 4 Norhwood 2,4C GHz FSB 800MHz
• Motherboard Abit IC7-G
• Kartu grafis GeForce FX5200 128MB
• Memori DDR PC-3200 Apacer 256MB x2
• Harddisk IDE Seagate 80GB
• Power Supply 350Watt Simbadda
Sebelum memulai, sebaiknya kita perhatikan beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam melakukan overclocking.
•
Sebaiknya Anda mengenal baik tentang motherboard yang Anda gunakan dan
juga BIOS yang ada padanya. Selain itu, Anda juga harus tahu bagaimana
cara me-reset atau meng-"clear CMOS" bilamana terjadi suatu kekeliruan
dalam overclocking via BIOS. Anda baca dulu baik-baik buku manual dan
yakinkan dengan sedikit berlatih bagaimana me-reset BIOS Anda.
•
Pelajari tentang karakteristik suhu processor. Anda dapat mengetahuinya
dengan bantuan software third party seperti MotherBoard Monitor, CPU-Z,
Aida32, SisoftSandra, atau langsung dengan perbandingan pada BIOS
motherboard Anda. Hal ini penting, karena suhu adalah "teman sejati"
overclocking. Sesuatu yang pasti terjadi sebagai hasil dari overclock
yang dilakukan namun harus ditekan serendah mungkin.
• Pelajari
baik-baik cara kerja dan parameter-parameter yang berlaku, serta ketahui
fungsi yang ada pada software-software third party yang Anda gunakan.
Keberhasilan suatu overclock akan terlihat secara nyata dengan suatu
basic nilai pengukuran (dikenal sebagai benchmarking).
Sebelum Kita Mulai
Ada
baiknya kita bahas sedikit tentang prosesor, memori, voltase tegangan
dan BIOS overclocking sebelum kita mempraktekkan langkah demi
langkahnya. Pertama-tama mari kita bahas Pentium-4 secara umum.
Secara
spesifik, kecepatan suatu prosesor ditentukan oleh multiplier (faktor
perkalian) dan FSB. Prosesor Intel dikenal mempunyai fitur "Quad Pump"
yang menggandakan 4 kali lipat FSB yang ada. Sebagai contoh, bila kita
memakai prosesor 2,4C akan terlihat prosesor tersebut mempunyai FSB 200
dengan multiplier 12. Berikut ini beberapa contoh multiplier dan FSB
pada prosesor Intel dengan core Northwood seri C.
Secara
sederhana, kunci overclocking prosesor Intel adalah menaikan FSB (Front
Side Bus) yang akhirnya secara nyata akan menghasilkan "sebuah frekuensi
CPU speed baru". Contohnya, bila FSB kita naikan ke 201MHz maka speed
CPU akan menjadi 12 x 201 = 2,41 GHz dan seterusnya. Di sinilah faktor
motherboard memegang peranan penting. Sebab salah satu kunci utama
"mengubah parameter" tersebut benar-benar berasal dari kehandalan
motherboard yang digunakan dan tidak semua motherboard menyediakan
fasilitas untuk itu.
Memori Untuk Overclocking
Sebagaimana
halnya prosesor, memori yang tangguh tentu juga esensial dalam melakukan
overclocking. Mengenai memori yang digunakan untuk overclocking
sendiri, di pasaran kita mengenal tipe-tipe memori DDR-SDRAM seperti
pada tabel berikut:
Jika akan melakukan overclocking prosesor
Intel, semakin tinggi FSB tentu akan semakin baik. Tetapi apakah dengan
menggunakan DDR400 atau PC-3200 biasa-biasa saja kita tidak bisa
melakukan overclocking?
DDR-SDRAM juga beroperasi dalam ukuran
parameter MHz seperti layaknya prosesor. Untuk overclocking, ada dua
metode yang dapat digunakan pada prosesor dan memori yaitu Syncronous
dan Asyncronous. Sebagai contoh, misalnya. Memori DDR400 akan bekerja
pada 200MHz, dan apabila Anda mengoperasikan prosesor Anda ke FSB 201MHz
maka andapun sebetulnya mengoperasikan FSB DDR menjadi 201MHz. Hal ini
dikenal juga sebagai mode Syncronous.
Karena faktor lock
multiplier pada prosesor, maka ada pula suatu alternatif lain yaitu mode
Asyncronous. Metode ini adalah suatu mode overclocking atau
pengoperasian kerja DDR dan prosesor yang tidak secara sinkron. Sekali
lagi di sinilah faktor motherboard sebagai tulang punggung overclocking
diuji, sebab tidak semua motherboard menyediakan opsi tersebut.
Sebagai
contoh, motherboard IC7-G yang kita pakai. Pada opsi BIOS-nya terdapat
fitur Soft Menu yang memungkinkan kita untuk memilih speed, FSB (dengan
kenaikan per 1 poin dalam MHz), Divider Multiplier (tersedia dalam
parameter By SPD, 1;1, 3:2, dan 5:4) dan opsi Game Accelerator yang
notabene secara nyata bisa dikatakan sebagai opsi overclocking DDRAM.
Hal yang sangat jarang dijumpai dalam motherboard Intel pada umumnya.
Metode Overclocking
Nah,
anggaplah kita sudah paham tentang parameter-parameter pengukuran
(benchmark), sedikit teori tentang skor benchmark, disertai dengan
pengetahuan terhadap opsi-opsi yang tersedia pada motherboard.
Selanjutnya, kita akan menghadapi dua pilihan saat akan melakukan
overclocking.
Mode pertama adalah mode "Syncronous" yang
merupakan metode pengoperasian prosesor dan memori secara seimbang yang
saat ini sudah bukan lagi jadi penghalang bagi processor Intel secara
umum.
Hanya saja, kalau opsi ini yang akan kita gunakan, kita
harus betul-betul memilih modul memori yang akan kita pasang. Modul
memori tersebut haruslah betul-betul mampu berjalan pada FSB "yang tidak
semestinya" walau hasil secara speed dalam ukuran MHz tidaklah terlalu
besar. Alternatif lainnya, kita juga bisa menggunakan memori yang
bekerja pada frekuensi lebih besar dari 200MHz seperti yang dijelaskan
pada tabel di atas.
Mode overclocking lainnya adalah menggunakan
mode "Asyncronous". Mode ini biasanya dapat dijalankan dengan baik oleh
kebanyakan memori yang beredar di pasaran (oleh modul memori yang tidak
terlalu mahal harganya dan mudah didapatkan) dengan hasil dalam MHz
relatif memuaskan.
Kita ambil contoh sebagai berikut: bila Anda
memakai memori DDR PC-3200 dan dioperasikan pada mode di 5:4 di BIOS,
maka akan didapat 200MHz x 5/4 = 250. Mode ini bila anda jalankan pada
prosesor 2,4C seperti yang kita gunakan, maka akan terjadi nilai
overclock sebagai berikut: 12 x 250MHz = 3GHz. Sedangkan untuk
memorinya, modul tersebut akan tetap bekerja dengan kecepatan standar,
alias 200MHz (DDR 400). Tentu dengan demikian, memori yang digunakan
tidak ter-overclock sehingga dapat bekerja dengan normal.
Apabila
Anda beruntung, Anda bisa menjalankan overclocking dengan metode
asynchronous ini sampai mendapatkan angka 3,6GHz. Tentunya dengan
menggunakan memori DDR yang berkualitas bagus serta dengan mencoba
meng-overclock dengan menggunakan parameter-parameter lain yang tersedia
di BIOS motherboard.
Fitur BIOS Pendukung Overclocking
Opsi
tambahan yang tak kalah menarik dan cukup menambah tenaga hasil
overclock kita pada motherboard Abit seri IC7 adalah "Game Accelerator"
yang sebenarnya adalah kata lain dari "RAM Tweak" pada opsi GAT (sebutan
sang vendor untuk fitur tersebut). Fitur overclocking memori yang
tersedia pada motherboard ini di antaranya adalah:
• Game Accelerator: Auto-Turbo-Street Racer-F1
• Refresh Cycle Time: Auto-Normal-Enhanced-Strengthened-Aggressive
• Read Delay (tRD): Auto-10-9-8-7-6-5-4-3-2
• Read Delay Adjust (tRDA): Auto-Disable-Enhanced
• Command per Clock: Auto-Disable-Enhanced
Tampaknya
fitur GAT adalah pemanfaatan lebih dari chipset i875 (Canterwood) yang
dipakai oleh motherboard Abit IC7 sebagai pengembangan dari fitur PAT
(Performance Accelerator Technology). Sedangkan GAT sendiri, menurut
pihak vendor adalah Game Accelerator Technology.
Dilihat dari
opsi yang ada pada GAT, memang akan sedikit membingungkan dan kadang
kita tergoda untuk mencoba lebih lanjut. Walaupun untuk mencobanya,
kadang mengharuskan kita memasang modul memori yang benar-benar
berkualitas. Tetapi tentunya, kita belum tentu ingin mencoba sesuatu
tanpa hasil yang belum jelas apalagi dengan biaya yang besar. Buat
sebagian besar di antara kita, hal seperti ini adalah sesuatu yang harus
dihindari bukan?
Untuk itu, tidak ada salahnya kalau kita pakai
saja parameter-parameter yang sudah pernah dicoba penulis dan terbukti
bisa dikerjakan di berbagai modul memori biasa yang tersedia di pasaran.
Parameter yang penulis gunakan adalah:
• Game Accelerator: Auto
• Refresh Cycle Time: Auto
• Read Delay (tRD): Auto
• Read Delay Adjust (tRDA): Disable
• Command per Clock: Disable
Apakah
ada kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan hasil benchmark atau
frekuensi dalam MHz yang kita hasilkan kalau kita mengubah
parameter-parameter tersebut di atas? Tentu jawabannya tentu saja "Ya".
Dengan catatan, gunakanlah modul memori yang benar-benar identik dan
berkualitas tinggi!
Voltase
Ada beberapa istilah penting yang perlu kita ketahui terlebih dahulu yaitu:
Vcore (tegangan kerja prosesor)
Prosesor
Northwood butuhkan voltase 1,525V untuk bekerja, sedangkan Prescott
membutuhkan 1,350V. Sebaiknya jangan memberi voltase lebih dari yang
disarankan. Walau bisa dilakukan dan tidak menutup kemungkinan akan
didapat batasan speed maksimal yang lebih besar, risikonya juga tentu
semakin besar. Terutama karena akibat tingginya suhu yang akan
dihasilkan.
Vdimm (tegangan untuk modul memori)
Secara
spesifik, memori umumnya bekerja pada tegangan 2,6V. Padaa overclock
kali ini, kita membutuhkan tegangan antara 2,7 - 2,8V yang merupakan
batasan tertinggi yang disediakan motherboard dan merupakan batas
maksimal (rata-rata) modul memori yang ada dan pernah penulis coba. Pada
pengujian dan praktek, umumnya pemberian angka 2,7V sudah lebih dari
cukup dan memberikan kestabilan yang relatif kuat pada overclock sampai
3,2GHz. Selebihnya, diperlukan tegangan yang lebih tinggi dan modul
memori dengan kualitas yang benar-benar tinggi.
Hyper Threading
Untuk
HyperThreading, ada beberapa perdebatan yang cukup seru tentang apakah
opsi ini diset ke enable atau disable pada saat melakukan overclocking
prosesor Intel, khusunya pada motherboard yang menyediakan opsi
tersebut. Dan untungnya, IC7-G yang penulis gunakan memiliki opsi
tersebut.
Hyper Threading pada beberapa metode overclocking
secara "Syncronous" memang bisa meningkatkan nilai benchmark. Tetapi
dalam perolehan hasil speed (dalam MHz), meng-enable atau men-disable HT
tidaklah berpengaruh. Maka, bagi yang memiliki opsi ini pada BIOS
motherboard yang digunakan, silakan gunakan keduanya secara bergantian
dan cobalah mengujinya dengan beberapa aplikasi benchmark untuk
mengetahui sejauh mana perbedaan opsi tersebut dapat mempengaruhi
kinerja keseluruhan sistem yang ter-overclock tersebut. Setelah
diketahui perbedaan kinerjanya, silakan gunakan opsi yang sesuai dengan
keinginan Anda.
Ok, sudah cukup kita bahas tentang semua hal yang
terkait. Sekarang mari kita melihat-lihat BIOS dan mulai meng-overclock
sesuai dengan parameter-parameter ukur beserta teori yang telah kita
ketahui.
Untuk meng-overclock, penulis mengubah beberapa parameter di BIOS. Beberapa parameter yang diganti adalah:
• CPU Operating Speed: User Defined
• N/B Strap CPU As: PSB800
• DRAM Ratio (CPU:DRAM): 5:4
Opsi yang ada adalah By SPD, 1:1, 3:2, dan 5:4. Di sini kita akan mencoba dengan parameter 5:4 tersebut.
• AGP Ratio (CPU:AGP:PCI): Fixed
• CPU Power Supply: User Defined
• CPU Core Voltage: 1.5250V
• DDR SDRAM Voltage: 2.7V
• AGP Voltage: 1.6V
Sengaja
AGP dan memori diberi sedikit tegangan lebih untuk membantu akselerasi
yang terjadi seiring dengan kenaikan speed prosesor.
Berikut ini gambaran dalam SoftMenu dan setting seperti parameter di atas.
Di
sinilah jantung overclock Intel pada motherboard Abit IC7-G! Sebab
hanya dengan mengubah nilai "Ext. Clock" seperti tampak pada gambar di
atas, maka akan terjadi kenaikan yang cukup signifikan.
Mulailah
dengan menaikkan nilai Ext. Clock maka akan langsung terbaca di
"Estimated New CPU Clock" frekuensi processor speed kita yang baru.
Cobalah naikkan sedikit demi sedikit, dan lihatlah pada awal PC start
(Power On Self Test) akan terbaca "Host /DRAM Frequency is" xxx/000 di
mana nilai "xxx" adalah FSB prosesor yang ter-overclock dan "000" adalah
nilai FSB dari memori yang dipakai.
Sebaiknya usahakan nilai FSB
dari memori yang dipakai tidak lebih dari nilai FSB asli memori yang
dipakai tersebut. Jadi, bila Anda memakai memori PC-3200 maka saat awal
booting, di layar akan tertera "Host/DRAM Frequency is 250/200". Artinya
Anda sudah mendapatkan sebuah PC yang berlari di kecepatan 3GHz dari
sebuah prosesor 2,4GHz.
Gambar di atas adalah gambaran dari
Advanced Chipset Features di mana Anda akan menemukan opsi GAT dan
setting parameter yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
• DRAM Timing Selectable: Manual
• Init Display First: AGP
• System BIOS Cacheable: Disable
• Video Bios Cacheable: Disable
• Game Accelerator: Auto
• Refresh Cycle Time: Auto
• Read Delay (tRD): Auto
• Read Delay Adjust (tRDA): Disabled
• Command per Clock : Disabled
Untuk
setting timing memori seperti di atas, setting tersebut biasanya cukup
bertenaga untuk membawa lari prosesor kita ke angka 3GHz. Mudah bukan?
Kalau berhasil, kenapa kita tidak ubah parameter dengan nilai divider
3:2, atau atau 1:1 misalnya?
Tetapi awas. Perhatikan baik-baik
suhu tinggi yang dihasilkan. Dari pengalaman penulis, pada overclocking
sampai dengan 3GHz, Anda masih bisa memakai HSF standar milik prosesor
Intel versi box. Tentunya, kalau ingin melakukan overclock lebih lanjut,
Anda membutuhkan heat sink fan yang bagus (belum tentu mahal) yang
benar-benar bisa mendinginkan prosesor yang sedang berlari kencang
tersebut.